Selasa, 01 November 2011

Metode Riset tugas ke 5


BAB III
METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di Stasiun Kota Baru, di Jalan Trunojoyo No:10 Malang Telp (0341) 362208

B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian survey dan digunakan untuk maksud penjelasan (explanatory). Menurut Singarimbun (dalam Singarimbun dan Effendi, 1989; 3) penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesa. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, dan menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis.

C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni
1. Data Primer
Data primer adalah data yang primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, mengadakan wawancara serta melakukan observasi dan setelah data di peroleh dari lapangan maka langsung diolah.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, bukan diusahakan sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini adalah bukti-bukti tulisan, Jurnal-Jurnal, laporan penelitian yang terkait dengan penelitian ini.

D. Populasi Dan Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto 2002; 108). Adapun dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh konsumen yang menggunakan alat Transportasi Kereta Api kelas Eksekutif Gajayana yang ada Di Malang selama penelitian berlangsung.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2002;109). Di maksud dengan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample. Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus malhotra. Dimana rumus ini digunakan apabila populasi yang akan diteliti tidak teridentifikasi secara jelas atau sample bersifat tersembunyi. Jadi penentuan jumlah populasi dilakukan dengan mengalikan 4 atau 5 dari jumlah item variabel. Item variable dalam penelitian ini sebanyak 22 item yang dapat di klasifikasikan 16 item variabel (X) dan 6 item variabel (Y).
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 x 5 = 110 sampel. Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini Accidental Sampling. Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada saat penelitian berlangsung dan dapat digunakan sebagai sample bila dipandang memenuhi syarat sebagai sumber data (Sugiyono, 2004; 77). Sebagai sample dalam penelitian ini adalah konsumen kereta api eksekutif di Malang.

E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan yang meliputi: Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, maka peneliti menggunakan dua metode, yaitu :

a. Kuesioner (angket), merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004; 135). Alasan menggunakan teknik ini supaya responden (pelanggan) tidak perlu memberikan penjelasan secara panjang lebar dan juga sangat Praktis, Tegas, Hemat dan Effisien dalam mengungkapkan inti persoalan. Cara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang diperlukan oleh peneliti.

b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menanyakan langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada pihak yang PT KAI. Wawancara ini dilakukan peneliti untuk mendukung data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

F. Konsep, Variabel Dan Definisi Operasional
Gambaran lengkap tentang konsep, variabel dan operasional dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kualitas Jasa dan Kepuasan Konsumen 



G. Skala Pengukuran
Dalam penelitan ini, peneliti membagikan kuesioner yang disusun dengan menggunakan lima pilihan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Responden yang diteliti diminta memberikan jawabannya dengan memilih satu alternative jawaban yang telah disediakan. Maka digunakan kriteria dengan sistem skor ordinal, yaitu skor yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan-tingkatan yang paling rendah ketingkatan yang paling tinggi atau sebaliknya menurut suatu atribut tertentu. (Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989;102) Tingkatan ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian social terutama untuk mengukur kepentingan, sikap dan persepsi. Melalui pengukuran ini, peneliti membagi respondennya kedalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada obyek atau tindakan tertentu (Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989; 102). Salah satu yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan “Skala Likert”. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan Jawaban: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju dan jawaban- jawaban ini diberi skor 1 sampai 5 (Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989; 102).

H. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Ancok menyatakan bahwa uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang ada (Singarimbun, 1989; 122). Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Menurut Masrun (dalam Sugiono 2001; 124) koefisien korelasi yang menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan
bahwa item- item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula, biasanya syarat minimum adalah jika r = 0,3. Dengan demikian apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir pertanyaan dianggap tidak valid, kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat signifikasi 5% (α = 0.05). jika korelasi lebih besar dari nilai kritis maka alat ukur tersebut dikatakan valid. Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, seperti yang dinyatakan Arikunto (2002;146) sebagai berikut :

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut Reliabel (Singarimbun dan Effendi, 1989; 140). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2001; 110). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002; 171) yaitu :

Uji reliabilitas ini dihitung dengan cara mengkorelasikan skor item satu dengan skor item yang lain kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat signifikan (=0,05). Jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel.

I. Metode Analisis
1. Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh dari faktor pelayanan, kenyamanan serta keamanan terhadap kualitas pelayanan setelah menggunakan atau mengkonsumsi jasa kereta api yang dapat dilihat melalui suatu keadaan di mana penggunaan produk jasa tersebut akan menghasilkan suatu struktur faktor pengaruh.


2. Uji Asumsi klasik
Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil (least Squares), perlu dilakukan pengujian dengan jalan memenuhi persyaratan asumsi klasik yang meliputi:

a. Uji Non-Multikolinearitas
Uji non-multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara peubah bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflaction factor) (Singgih Santoso, 2002; 112) Pedoman suatu model yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai nilai VIF ≤ 4 atau 5.
b. Uji Non-Autokorelasi
Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regrsi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005; 95). Pengujian Autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) mengunakan DW (Durbin-Waston) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel pengganggu. Patokan umum pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

Ho : tidak ada auto korelasi (r =0)
Ha : ada auto korelasi (r ≠ 0)

c. Uji Non-Heteroskedastisitas
Menurut (Hanke & Reitsch, 1998; 259) Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke obsevasi lain, artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. (Kuncoro, 2004; 96) Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolute residual hasil regresi dengan semua variabel bebas . bila signifkansi hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti non heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolute residual hasil regresi dengan semua variabel bebas.

d. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, Variabel dependent, Variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. (Santoso, 2001; 212) Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal.

e. Uji Linearitas
Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan curve estimate, yaitu gambaran hubungan liniear antara variabel X dengan variabel Y. jika nilai signifikansi f ≤ 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan linear dengan Y.

J. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F merupakan alat uji statistik secara stimultan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Dalam Sugiyono (1997; 204), dinyatakan sebagai berikut :

Tugas ini dibuat berdasarkan tugas yang diberikan oleh bapak Prihantoro

NAMA   : Septian Triadi
NPM      : 16209627
KELAS  : 3 ea 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar